Friday, July 20, 2018

Secara Tradisional, Penyakit TBC Paru Dapat Diobati Dengan 6 Cara Berikut

Secara Tradisional, Penyakit TBC Paru Dapat Diobati Dengan 6 Cara Berikut ~  Penyakit yang disebabkan oleh infeksi seperti TB memang masih menjadi kendala utama di negara beriklim tropis. Menurut Global Tuberculosis Report 2017 yang disusun oleh WHO, TB masih menjadi 1 dari 10 penyebab kematian di seluruh dunia. Ia menjadi pembunuh nomor 9, dan menjadi penyebab kematian dikarenakan infeksi tertinggi di seluruh dunia, di atas HIV/AIDS. Dari data epidemiologi 2016, tercatat 10.400.000 orang menderita TB, dan 1,7 juta di antaranya meninggal dunia. 

TB merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Pada umumnya, bakteri ini menyerang paru-paru, tapi bisa juga menyerang organ lain seperti limfadenitis TB (kelenjar getah bening), spondilitis TB (tulang belakang), ataupun peritonitis TB (perut). Penyakit ini lebih mudah menyerang orang yang menderita HIV, malnutrisi, diabetes, perokok, dan orang yang mengkonsumsi alkohol. 

Apabila TB tidak menyerang paru, pembengkakan kelenjar getah bening yang umumnya pada bagian leher, bisa disertai berat badan menurun, atau gejala penyerta sesuai organ yang terserang. Misalnya nyeri tulang belakang dan timbul bagian yang bengkak pada bagian tulang belakang untuk penderita Spondilitis TB. 

Secara Tradisional, Penyakit TBC Paru Dapat Diobati Dengan 6 Cara Berikut
Secara Tradisional, Penyakit TBC Paru Dapat Diobati Dengan 6 Cara Berikut

Hal lain yang perlu diketahui oleh masyarakat umum, WHO pun mempunyai 3 standar utama pemeriksaan untuk mendeteksi TB, yakni rapid molecular tests, sputum smear microscopy, serta culture-based methods. Dari ketiganya, bisa dilihat bahwa foto rontgen toraks (dada) tidak termasuk. Ketiga pemeriksaan tersebut menggunakan dahak sebagai media pemeriksaan, hanya dibedakan dengan teknik pemeriksaannya. Dua dari ketiga pemeriksaan tersebut dapat dilakukan di Puskesmas. 

TB juga diliputi masalah sosial, sebab penderita TB masih distigma. Ketika ada anggota keluarga yang menderita penyakit ini, tidak jarang anggota keluarga lain malah mengucilkan. Saran dari tenaga kesehatan untuk memeriksakan semua anggota keluarga serumah pun terkadang dihindari. 

Sikap semacam inilah yang bisa menggagalkan program pemberantasan TB. Ketika anggota keluarga serumah takut untuk memeriksakan diri, upaya deteksi awal kasus TB putus sampai di sini. 

Selain itu, pengobatan TB yang memakan waktu cukup lama, dengan rentang waktu 6-9 bulan, tidak jarang membikin penderita TB hanya mengkonsumsi obat hanya ketika gejala datang. Faktor itu ditambah mitos yang mengakar di masyarakat umum bahwa konsumsi obat terlalu lama bisa merusak ginjal dan hati. Penderita TB pun tambah ketakutan untuk mengkonsumsi obat terus-menerus selama 6 bulan, sehingga pengobatannya tidak tuntas.

Karena pengobatan terputus, sangat umum penderita datang kembali dengan kondisi yang memburuk, sampai akhirnya mengalami resistensi obat. Akhirnya, penderita itu pun harus mendapatkan pengobatan dengan jangka waktu lebih lama. 

Kendala untuk mengendalikan kasus TB tidak sampai di sini saja. Seperti ditulis di atas, perokok lebih berisiko terserang TB, sementara Indonesia menjadi lingkungan yang sangat ramah bagi perokok. Hampir di setiap area terbuka, kita mudah menemukan orang merokok, baik anak-anak yang masih menggunakan seragam putih biru sampai orang dewasa. Bahkan, orangtua pun tidak segan merokok di dekat anaknya. 

Belum lagi hambatan dalam pencegahan penularan TB. Kita masih berkutat dengan urusan sepele seperti orang yang membuang dahak secara asal-asalan di jalanan, atau orang yang tidak menutup mulutnya saat batuk. Ketika orangtua tidak menutup mulutnya saat batuk dan membuang dahak tidak dengan tepat, anak-anak pun bisa meniru perilaku itu. Maka, penularan penyakit yang menular melalui udara pun sangat mudah terjadi. 

Pada 2016, pemerintah mencanangkan TOSS TB (Temukan dan Obati Sampai Sembuh Tuberkulosis). Program ini mengharapkan kerjasama semua pihak, baik pemerintah maupun semua lapisan masyarakat. Pemerintah bekerja dengan menjamin ketersediaan obat, menyediakan tenaga kesehatan yang unggul, sarana dan prasarana yang baik, memeriksakan orang yang memiliki risiko tinggi yang datang ke puskesmas, dan yang tak kalah penting, seharusnya, adalah promosi kesehatan.

Lalu apa yang sebaiknya dilakukan oleh masyarakat untuk kasus TB ini?

Pertama, deteksi dini orang terdekat jika ada orang terdekatnya mengalami gejala seperti batuk lama, berat badan menurun, atau timbul bengkak, misalnya di leher. Segera diperiksakan di fasilitas kesehatan, lakukan pencegahan penyakit menular dengan baik. Batuk sebaiknya ditutup dengan bagian siku dalam, membuang dahak tidak sembarangan, dan rajin mencuci tangan. 

Perilaku hidup bersih dan sehat harus dijadikan kebiasaan di kehidupan sehari-hari. Jika ada anggota keluarga yang menderita TB, janganlah mengucilkan mereka. Jangan segan untuk memeriksakan diri sendiri, maupun anggota keluarga lain yang memiliki kontak dengan kasus TB, dan yang sangat penting adalah selalu mengingatkan penderita TB untuk rajin minum obat sehingga pengobatan dapat selesai dengan baik.

Dari sisi pemerintahan, departemen kesehatan bekerja dengan menjamin ketersediaan obat. Negara ini menargetkan eliminasi kasus TB pada 2035 dan pada 2050 Indonesia dapat terbebas dari TB. Seperti disebut dalam situs Depkes, masyarakat Indonesia yang terkena TB dapat mengakses pengobatannya di puskesmas-puskesmas dengan gratis.
Secara Tradisional, Penyakit TBC Paru Dapat Diobati Dengan 6 Cara Berikut/Tirto.

Obat TBC yang terbuat dari bahan alami sebenarnya banyak ditemukan di sekitar anda, terutama bunga sepatu. Meskipun beberapa pilihan lainnya agak sulit ditemukan, seperti bunga tembelekan, bambu tali, daun legundi, dan biji pronowijo. Jadi, silahkan gunakan obat TB paru yang mudah didapatkan.

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang menyerang berbagai organ tubuh, terutama pada paru-paru. Penyakit ini dibawa oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Penyakit menular ini tergolong berbahaya. Bahkan,tak jarang penderita dikucilkan oleh banyak orang. Satu hal yang harus anda yakini, bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya.

Penyakit TBC adalah penyakit menular yang ditandai dengan gejala batuk tidak sembuh sembuh yang disebabkan bakteri

Faktor Penyebab, Gejala Dan Penularan TBC Paru
  • Penyebab TBC
Penyakit TBC disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis.
  • Gejala dan Tanda-tanda TBC
Penyakit menular ini biasanya ditandai dengan gejala seperti berikut ini:
  1. Demam sedang dalam waktu tidak lama,
  2. Lebih dari tiga minggu mengalami batuk-batuk, kadang bercampur darah,
  3. Keringat dingin keluar saat malam hari,
  4. Sering mengalami gejala influenza,
  5. Nafsu makan menurun, demikian pula berat badan penderita,
  6. Suasana hati kurang baik (malaise),
  7. Nyeri dada,
  8. Berat badan turun,
  9. Letih, lemah, dan lesu.
  • Cara Penularan Penyakit TBC
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjangkit penyakit ini, antara lain sebagai berikut:
  1. Sirkulasi udara dalam rumah sangat buruk. Keberadaan ventilasi yang tidak memadai di rumah, dapat menyebabkan sirkulasi udara tidak berjalan dengan baik. Udara yang kotor dapat menjadi sarang bakteri dan virus.
  2. Kekebalan tubuh rendah. Seseorang lebih berisiko terserang TB paru, jika imunitas tubuhnya sangat lemah. Daya tahan tubuh yang rendah menyebabkan infeksi bakteri mungkin saja terjadi. Selain itu, kurang gizi dan stres dapat membuat daya tahan tubuh kian menurun.
  3. Lingkungan kumuh. Lingkungan tidak sehat yang terinfeksi oleh bakteri mycobacterium tuberculosis, tidak layak untuk dihuni. Sehingga penting bagi kita untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Penyebab TBC dapat ditularkan melalui :
  1. Batuk atau bersinnya penderita TBC. Kuman akan tersebar melalui udara dalam bentuk percikan ludah (droplet infection),
  2. Seseorang akan tertular penyakit TBC ketika menghirup udara yang mengandung kuman tersebut ketika bernafas, apalagi jika orang tersebut belum mendapatkan vaksinasi BCG.

Cara Mencegah Penyakit TBC Paru

Bagaimana pun, upaya pencegahan terhadap penyakit selalu lebih mudah daripada pengobatan. Jadi, anda sebaiknya tidak mengabaikan cara pencegahan berikut ini:
  1. Hindari kontak langsung dengan penderita. Jangan gunakan benda yang sering dipakai oleh penderita TBC, seperti handuk, peralatan makan, dan sebagainya.
  2. Vaksinasi BCG. Imunisasi untuk tuberculosis pada umumnya diberikan sejak bayi. Vaksin BCG memiliki efektivitas sekitar 80 persen, selama 15 tahun. Tapi perlu diingat, bahwa kondisi geografis turut memengaruhi efektivitas vaksin.
  3. Jaga lingkungan tetap sehat. Buat lingkungan di sekitar anda menjadi bersih terlebih kebersihan rumah, jangan biarkan kotor dan kumuh.
  4. Pola hidup sehat. Makanan sehat dan olahraga teratur seharusnya menjadi gaya hidup seseorang, untuk menjaga kekebalan tubuhnya. Waspada terhadap sekitar anda. Segera tutup mulut anda, jika ada seseorang yang bersin atau batuk.
  5. Jangan dibiasakan meludah di sembarang tempat.
  6. Segera periksa ke Puskesmas jika ditemukan tanda-tanda TBC.
  7. Kurangi begadang di malam hari.

Komplikasi TBC

Penyakit TBC dapat mengakibatkan komplikasi dan fatal bila dibiarkan tanpa diobati. Pengobatan dilakukan dengan OAT atau Obat Anti Tuberkulosis. Bila terbukti menderita TBC, penderita harus menjalani pengobatan dengan teratur. Pengobatan yang tidak teratur atau tidak sampai selesai dapat menimbulkan terjadinya resistensi/kekebalan terhadap kuman TBC. Bila sampai terjadi resistensi kuman TBC, maka akan lebih sulit lagi pengobatan yang harus diberikan.

Diagnosis yang dilakukan pada penyakit TBC aktif biasanya agak sulit. Diagnosis yang dilakukan adalah tes kulit yang biasanya dikenal dengan PPD. Hasil dari tes kulit ini biasanya tergantung dari suatu tanggapan pada sistem kekebalan tubuh dan sering kali tidak berhasil jika jumlah dari CD4 di dalam tubuh jumlahnya berada di 200. Dan lagi pula, karena pada kebanyakan masyarakat Indonesia pernah mengalami infeksi TBC, tes ini jadi jarang digunakan. Oleh karena itulah, diagnosis dari penyakit TBC pada orang dewasa biasanya dilakukan lewat pemeriksaan dahak dengan menggunakan mikroskop untuk membantu menentukan ada atau tidaknya bakteri tuberkulosis yang bentuknya seperti batang yang khas dan dikenal sebagai batang tahan asam atau BTA. 

Jika dokter ingin melakukan pemeriksaan ini, maka biasanya kita diminta untuk menyediakan 3 contoh dahak : contoh pertama di ambil saat Anda melakukan pemeriksaan ke dokter, satu lagi diambil dirumah kita sendiri di pagi esok hari, dan yang ketiga diambil di rumah sakit lagi. Dari ketiga jenis contoh dahak ini biasanya akan diperiksa dengan menggunakan mikroskop. Jika bakteri TBC ini dilihat, maka hasilnya disebut sebagai BTA atau batang tahan asam positif. Tes ini hanya akan berlaku untuk penderita penyakit TBC paru. Jika hasil dari BTA negatif, maka dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan X-Ray atau foto thorax. Dan cara lain untuk meyakini bahwa dahak tersebut mengandung TBC bakteri maka bisa dibiakkan di dalam lab. Namun, tindakan ini biasanya akan membutuhkan waktu yang agak lama selama beberapam minggu dan hasilnya juga seringkali negatif atau palsu. Hasilnya negatidf walaupun penderita sebenarnya sudah terinfeksi penyakit TBC.


6 Cara Mengobati Penyakit TBC Paru Secara Tradisional

Beberapa jenis bahan alami yang tersedia di sekitar kita, dapat dijadikan sebagai obat alami untuk menyembuhkan penyakit TB paru. Nah, berikut ini cara menggunakan bahan alami sebagai obat TBC:
  1. Daun legundi. Rebus 3/5 genggam daun legundi, bersama 3 gelas air. Tunggu hingga airnya tersisa ¾ gelas saja. Tambahkan madu murni, kemudian minum ramuan ini setelah disaring dan air menjadi dingin. Minum 3 kali dalam sehari. Daun legundi juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit beri-beri.
  2. Getah bambu. Getah yang diperoleh dari pohon bambu secara empiris diyakini mampu mengobati berbagai jenis batuk. Pengobatan dilakukan selama kurang lebih 6 bulan. Caranya, pilih bambu tali yang umurnya tidak terlalu tua maupun muda. Potong pucuk bambu tersebut, kemudian bungkus dengan plastik. Lakukan cara ini saat sore hari. Selanjutnya, ambil getah bambu saat matahari bersinar di pagi hari. Minum 3 gelas airnya setiap hari.
  3. Biji pronowijo. Seduh ¾ sdt bubuk biji pronowijo bersama ½ cangkir air panas. Tambahkan 1 sdm madu murni, minum selagi hangat di pagi, siang, dan malam hari.
  4. Bunga Tembelekan. Ambil 6-10 gram bunga tembelekan bersama 3 gelas air. Biarkan mendidih dan airnya tersisa setengah bagian dari semula. Setelah airnya menjadi dingin, saring dan minum untuk 3 kali dalam sehari.
  5. Kembang sepatu. Cuci 3 kuntum bunga sepatu, kemudian tumbuk hingga lembut. Tambahkan ½ cangkir air masak, kemudian peras dan saring. Campur airnya dengan 1 sdm madu murni, minum 3 kali sehari.
  6. Umbi bambu tali. Untuk mengobati batuk darah, salah satu obat tradisional yang sering digunakan adalah umbi bambu tali. Tanaman ini banyak tumbuh di Korea dan China. Cara menggunakannya tidaklah sulit. Rebus 6-12 gram umbi bambu tali yang sudah kering, bersama 1,5 gelas air. Ketika airnya masih hangat, minum. Ulangi pengobatan di pagi dan sore hari. 
Jika Anda sudah terlanjur mengalami serangan penyakit TBC, maka cara yang bisa dilakukan adalah mengobati penyakit TBC dengan mengonsumsi jenis ramuan dibawah ini : 

1. Kulit manggis
Efek dari anti bakteri yang dihasilkan kulit manggis akan membantu utuk menghambat dan juga membunuh perkembangan dari mikroorganisme misalnya adalah bakteri penyebab penyakit TBC seperti Mycobacterium tuberkulosis. Ekstrak kulit manggis sudah lama dipercaya bisa membantu mengobati penyakit TBC. Selain mengobati penyakit TBC, Kulit manggis juga membantu mengatasi berbagai penyakit dibawah ini seperti penyakit nyeri sendi, penyakit asma, penyakit alzheimer, alergi, jerawata, eksim dan jenis penyakit lainnya. Kandungan anti jamur dari kulit manggis ini merupakan hasil dari isolasi xanthone yang asalnya adalah dari kulit buah manggis dan juga dari beberapa derivate mangostin pada jamur Fusarium oxysporum. 

2. Daun sirsak
Daun sirsak merupakan salah satu tanaman herbal alami yang berkhasiat untuk mengobati penyakit TBC. Salaha satu manfaat dari daun sirsak dengan mengolah daun nya untuk membantu mengobati penyakit TBC dan selain itu juga kemampuan dari daun sirsak untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Biasanya sistem kekebalan tubuh orang yang menderita penyakit TBC agak rendah, dan tubuhnya akan lemah serta menjadi lebih rentan untuk terkena penyakit yang lainnya. Dan disinilah manfaat dari daun sirsak melakukan perannya dengan cara menguatkan sistem kekebalan tubuh untuk penderita penyakit TBC agar tidak mudah terserang berbagai jenis penyakit yang lain sehingga membantu membuat proses penyembuhan bisa menjadi lebih cepat. 

3. Menerapkan standar hidup yang lebih baik lagi.
Dengan cara menjaga pola makan yang teratur dan juga mengonsumsi jenis makanan yang mengandung gizi dan nutrisi yang baik, serta selalu menjaga kebersihan di lingkungan sekitar agar tetap dalam keadaan sehat dan bisa terbebas dari berbagai serangan virus serta melakukan olahraga dengan teratur.


Cara Mengobati Penyakit TBC Secara Medis
  1. Penderita Tuberkulosis sebaiknya mengunjungi rumah sakit atau puskesmas, untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
  2. Petugas medis akan memeriksa dahak pasien di laboratorium, biasanya hingga 3 kali. Selama masa pengobatan ini, petugas puskesmas juga mengecek lingkungan di rumah pasien.
  3. Jika hasil tes laboratorium menyatakan positif terhadap tes dahak yang telah dilakukan, maka pengobatan TB paru akan diberikan oleh pihak medis selama 6 bulan.
  4. Pada masa pengobatan pertama, urin penderita menjadi berwarna merah. Hal ini disebabkan oleh penggunaan obat TB yang dikonsumsi oleh pasien. Pada periode kedua, urin penderita akan berwarna kuning.
  5. Pasien harus mengikuti prosedur yang ditentukan oleh pihak medis. Minum obat harus teratur. Jika tidak, pengobatan harus diulang prosedurnya.
  6. Penyakit TBC kronis membutuhkan masa penyembuhan yang sangat lama, sekitar 2 tahun tanpa jeda pengobatan.

Tips Pengobatan Penyakit TBC
  1. Penderita tidak dianjurkan makan sembarangan, untuk mencegah penyakit makin parah. Makanan pantangan bagi penderita TBC termasuk roti tawar, sereal, gula halus, pudding, kopi, saus, durian, nangka, kedondong, nanas, dan buah lain yang mengandung gas.
  2. Penderita tidak boleh meludah di tempat umum, tapi di tempat sampah dan terkena sinar matahari.
  3. Penderita harus mengkonsumsi makanan yang dimasak dengan sempurna, juga harus mencuci tangannya sebelum makan.
  4. Jemur kasur penderita, untuk mematikan bakteri yang bersarang.

Penting Untuk Diperhatikan

Sebelum minum obat, penderita sebaiknya berdo’a. Minumlah obat secara rutin dan perbanyak juga minum air putih.

Nah, itulah cara mengobati penyakit TBC paru secara tradisional dan medis. Jalani pola hidup sehat, untuk mencegah penyakit menyerang anda. Bagi penderita, lakukan pengobatan secara intensif dan jangan menyerah hingga sembuh.


Baca Juga :

No comments:

Post a Comment