Monday, June 18, 2018

Tahap, Tingkat Dan Tujuan Proses Produksi (Production Process)

Tahap Dan Tujuan Proses  Produksi (Production Process) ~ Proses adalah urutan pelaksanaan ataupun kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil.

Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sifat dari saut atau lebih objek di bawah pengaruhnya.

Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.

Tahap, Tingkat Dan Tujuan Proses  Produksi (Production Process)
Tahap, Tingkat Dan Tujuan Proses  Produksi (Production Process)
Berikut ini adalah beberapa proses persiapan produksi dalam sistem ekonomi, yaitu:
  • Prosedur persiapan, yaitu dengan mengajak karyawan untuk berpartisipasi.
  • Penyaringan gagasan, yaitu pemilihan gagasan.
  • Analisis gagasan, yaitu menganalisis dan meneliti gagasan yang dipilih
  • Percobaan produk, yaitu membuat barang
  • Uji coba produk, yaitu diteliti dan diuji coba kualitas dan ketahanan barang agar dapat dipertanggungjawabkan.
  • Komersialisasi, yaitu mengenalkan produk kepada konsumen.
Kegiatan menambah daya guna sebuah benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan, kegiatan menambah daya guna sebuah benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang.

Berikut ini akan dibahas mengenai tingkat dan tahap-tahap proses produksi. Jenis usaha produksi bertingkat-tingkat, seperti berikut.


A. Tingkat Produksi

Menurut para ahli ekonomi jenis produksi terbagi atas tiga tingkatan, yaitu:
  1. Tingkat produksi primer, Tingkat produksi primer meliputi usaha ekstraktif terutama menyediakan bahan-bahan dasar atau kegunaan dasar, antara lain pertambangan, pertanian, perikanan, dan kehutanan.
  2. Tingkat produksi sekunder, tingkat produksi sekunder meliputi industri , kerajinan tangan dan konstruksi atau membuat bangunan.
  3. Tingkat produksi tersier, tingkat produksi tersier tidak menghasilkan barang, melainkan usaha jasa yang membantu, memperlancar, menyalurkan, menghubungkan, dan menyelenggarakan kegunaan tempat, waktu, dan pelayanan, baik untuk produsen maupun konsumen. Misalnya, perdagangan, pengangkutan (transport), penyimpanan/penggudangan, asuransi, dan perbankan.
Penggolongan ini dapat menunjukkan tingkat atau taraf perkembangan kegiatan ekonomi suatu Negara. Misalnya, masyarakat yang belum maju, kegiaan ekonominya terbatas pada produksi primer. Semakin berkembang suatu Negara, semakin penting produksi sekunder dan tersier bagi masyarakatnya.


B. Tahapan Proses Produksi


Tahap, Tingkat Dan Tujuan Proses  Produksi (Production Process)
Tahap, Tingkat Dan Tujuan Proses  Produksi (Production Process)
Untuk memproduksi barang-barang tertentu sering seringkali diperlukan kerja sama antara beberapa bidang produksi atau lapangan usaha. Hal ini tampak dengan jelas apabila kita mengikuti langkah-langkah proses produksi suatu barang. Misalnya sepatu. Sepatu kita peroleh ditoko sepatu,took sepatu membeli barang-barangnya dari pebrik sepatu. Di pabrik sepatu orang membuat sepatu dari bahan kulit dan dari ahan-bahan lain.

Sedangkan kulit tersebut tidak dibuat sendiri diperusahaan sepatu, melainkan dibeli dari perusahaan penyamakan kulit. Perusahaan penyamakan kulit tidak mengolah kulit sapi sampai bisa dipakai untuk bahan pembuat sepatu. Perusahaan penyamakan kulit itu sendiri membeli bahannya dari peternak yang telah membesarkan api.

Demikianlah untuk kebanyakan barang, proses produksinya merupakan suatu rangkaian dari beberapa tahap atau lankah yang berurutan, mulai dari pengadaan bahan, pengolahan, penyaluran, akhirnya sampai pada konsumen.
  1. Pertanian/pertambangan (tingkat produksi primer)mengadakan bahan-bahan, baik untuk barang konsumsi (bahan-bahan makanan) maupun untuk barang produksi (bhan-bahan dasar).
  2. Industri(tingkat produksi sekunder) mengolahnya menjadi barangjadi atau barang setengah jadi.
  3. Perdagangan (tingkat produksi tersier)merupakan mata rantai yang menghubungkan produsen dengan produsen lain dan menghubungkan produsen dengan konsumen.
  4. Kegiatan produksi dibantu, didukung, dan diperlancar oleh jasa-jasa seperti pengangkutan, penyimpanan, bank, asuransi, administrasi, penelitian ilmiah, dan sebagainya.
Setiap tahap berikutnya membuat barang menjadi lebih berguna (lebih siap untuk memenuhi suatu kebutuhan) dan lebih bernilai. Selisih antra harga jual barang(output) dan harga bahan-bahannya (inputnya) disebut nilai tampah (value added).

Proses produksi dibedakan menjadi dua mcam, yaitu: 
  1. Proses produksi terus menerus atau proses produksi kontinu, yaitu suatu proses produksi dimana bahan-bahan yang diolah mengalir secara berurutan melalui beberapa tingkat pengerjaan hingga bahan yang diolah itu berubah menjadi barang jadi. Dengan demikian, bahan-bahan mengalir terus menerus tanpa berhenti dari satu mesin pindah kemesin berikutnya. Sampai akhirnya bahantersebut ketika keluar dari mesin terakhir sudah berubah menjadi barang jadi. Misalnya, proses produksi kertas, gula, semen, dan karet.
  2. Proses produksi berselingan atau proses produksi intermitten, yaitu suatu proses produksi dimana bahan-bahan yang diolah atau diproses tidak mengalir secara terus menerus, tetapi setiap kali terputus atau berhenti untuk kemudian digabungkan menjadi suatu barang jadi. Misalnya pada proes pembuatan atau perakitan mobil. Ada bagian yang membuat kerangka , ada bagian yang mengerjakan kaca-kacanya, ada bagian yang membuat bannya, sekrupnya, dan debagainya. Kemudian apabila tiap-tiap bagian itu seleai dengan tugasnya, semua produk yang dihasilkan oleh tiap-tiap bagian tadi digabngkan atau dirakit(assembling) menjadi satu sehingga menjadi sebuah mobil. Oleh karena selesainya pembuatan komponen atau bagian-bagian mobil itu tidak bersamaan waktunya, maka yang selesai terlebih dulu terpaksa harus menunggu penyelesaian komponen atau bagian yang lain. Jadi hal tersebut tidak dapat dikerjakan secara berurutan. Dalam praktek diindustri perpabrikan menurut para pakar (manufacturing), kedua macam proses produksi dilaksanakan secara bersama-sama atau kombinasi keduanya.
Ada empat tahapan produksi adalah:

1. Planning atau perencanaan

Follow Up, merupakan proses mendorong terkoordinasinya perencanaan proses produksi. Tahapan ini menentukan produk apa yang akan dibuat, berapa jumlah bahan baku, biaya dan jumlah tenaga kerja  yang diperlukan. Dalam tahapan ini juga dilakukan perancangan terhadap bentuk barang. Untuk melakukan perencanaan diperlukan pengetahuan yang baik tentang jenis barang produksi dan kebutuhannya, serta kemampuan produsen.

2. Routing atau penentuan alur

Routing, merupakan proses menetapkan dan menentukan urutan kegiatan proses produksi. Dalam tahapan ini ditentukan alur produksi mulai pengolahan awal bahan baku, pembentukan, pemolesan, penyelesaian, pengawasan mutu hingga distribusi hasil produksi.

Dalam routing harus ditentukan secara tepat urutan produksi dan pekerja yang melakukan setiap alur.

3. Scheduling atau penjadwalan

Scheduling, merupakan proses menetapkan dan menentukan jadwal. Scheduling adalah menjadwalkan kapan produksi dilakukan setelah alurnya dibuat. Penjadwalan dilakukan dengan mempertimbangkan jam kerja pekerja dan lama dari setiap alur produksi. Dalam tahapan ini dibuat master schedule atau jadwal utama yang kemudian dipecah menjadi jadwal yang lebih terperinci.

4. Duspatching atau perintah mulai produksi


Dispatching, merupakan proses menetapkan dan menentukan proses pemberian perintah. Setelah dijadwalkan produksi dijalankan dengan dispatching. Dalam dispatching dicantumkan hasil perencanaan dan penkadwalan yang telah dilakukan pada tahapan sebelumnya, seperti berapa jumlah bahan baku yang digunakan, tahapan pembuatan hinhga waktu produksi sesuai dengan hasil scheduling atau penjadwalan.


C. Tujuan Proses Produksi

Tujuan proses produksi dalam ekonomi adalah:
  1. Sarana kelangsungan suatu perusahaan.
  2. Kegiatan meningkatkan tambahan nilai atau value product.
  3. Meningkatkan kemakmuran.
  4. Meraih keuntungan.
  5. Memenuhi pasar internasional.
  6. Untuk mengganti barang yang aus, rusak barang yang telah habis.
Apakah sebenarnya tujuan barang dan jasa diproduksi oleh manusia? Berikut ini adalah beberapa tujuan produksi.
  • Memenuhi kebutuhan manusia
Manusia memiliki beragam kebutuhan terhadap barang dan jasa yang harus dipenuhi dengan kegiatan produksi. Apalagi jumlah manusia terus bertambah.
  • Mencari keuntungan atau laba
Dengan memproduksi barang dan jasa, produsen (orang yang memproduksi) berharap bisa menjualnya dan memperoleh laba sebanyak-banyaknya.
  • Menjaga kelangsungan hidup perusahaan
Dengan memproduksi barang dan jasa, produsen akan memperoleh pendapatan dan laba dari penjualan produknya, yang dapat digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan termasuk kehidupan para karyawan.
  • Meningkatkan mutu dan jumlah produksi
Produsen selalu berusaha memuaskan keinginan konsumen. Dengan berproduksi, produsen mendapat kesempatan melakukan uji coba (eksperimen) untuk meningkatkan mutu sekaligus jumlah produksinya agar lebih baik dari produksi sebelumnya.
  • Mengganti barang-barang yang aus dan rusak karena dipakai atau karena bencana alam

D. Jenis-jenis Proses Produksi

1. Proses produksi terus menerus

Ciri-ciri proses produksi terus menerus antara lain sebagai berikut:
  • Pola ini akan selalu sama dari hari kehari tanpa ada perubahan. Terdapat urutan yang pasti dari bahan baku hingga menjadi produk akhir. Contohnya, usaha tekstil, kertas, dan lain lain.
  • Berproduksi dengan jumlah yang relatif besar dengan variasi jenis prduk yang kecil.
  • Penyusunan peralatan produksi atas dasar arus urutan pekerjaan dari bahan mentah menjadi produk akhir.
  • Mesin-mesin bersifat khusus untuk menghasilkan produk-produk tertentu.
  • Pengaruh operator kecil.
  • Tidak memerlukan banyak karyawan.
  • Jika ada kemacetan pada satu bagian mengakibatkan kemacetan total.
  • Memerlukan ahli perawatan yang cukup baik.
  • Variasi jenis produk relatif sedikit.
2. Proses produksi terputus putus

Ciri-ciri proses produksi terputus putus antara lain sebagai berikut:
  • Menghasilkan produk lebih sedikit namun variasi jenis produk lebih banyak.
  • Berproduksi atas pesanan.
  • Penyusunan fasilitas produksi berdasarkan fungsinya.
  • Mesin-mesin bersifat general purpose machine.
  • Pengaruh karyawan lebih besar.
  • Bila terjadi kemacetan pada suatu bagian tak akan menyebabkan kemacetan total.
  • Diperlukan pengendalian proses yang baik.
  • Diperlukan bahan mentah yang cukup tinggi.
  • Peralatan besifat fleksibel yang menggunakan tenaga manusia.
  • Diperlukan ruangan yang cukup besar.

Referensi:
  1. Suparmoko, Pengantar Ekonomika Mikro, BPFE Yogyakarta, 2000
  2.  Farid Wijaya, Teori ekonomi makro, BPFE. UGM, Yogyakarta 1999
  3. Sadono sukirno, Pengantar teori ekonomi makro, Edisi ke 3, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002
  4. Farid Wijaya, Pengantar ekonomi makro, BPFE. UGM, Yogyakarta 2000
  5. http://artonang.blogspot.com/2018/05/teori-produksi-theory-of-production.html
  6. http://artonang.blogspot.com/2018/05/pengertian-ciri-fungsi-dan-faktor.html

No comments:

Post a Comment